
PUSTAKA KOTA, Tangsel – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) bersama DPRD terus mematangkan langkah teknis penanganan sampah menyusul masih tingginya timbunan sampah di wilayah tersebut. Pembahasan difokuskan pada penanganan jangka pendek hingga menengah yang saat ini dan akan dilaksanakan.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Pilar Saga Ichsan, mengatakan penanganan paling cepat yang dilakukan pemerintah adalah mengatasi timbunan sampah yang masih menumpuk di lingkungan masyarakat.
“Yang paling cepat adalah penanganan timbunan sampah yang sekarang masih ada di masyarakat,” ujar Pilar usai rapat pembahasan penanganan sampah di Gedung DPRD Tangsel, Sabtu (27/12).
Pilar menjelaskan, dalam beberapa hari terakhir Pemkot Tangsel telah bekerja sama dengan pihak swasta di wilayah Cileungsi, Kabupaten Bogor, untuk membuang sekitar 200 ton sampah per hari. Namun, kapasitas tersebut masih belum mencukupi kebutuhan penanganan sampah harian Tangsel yang mencapai sekitar 500 ton per hari.
Sebagai solusi lanjutan, Pemkot Tangsel memastikan kerja sama dengan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cilowong, Kota Serang, akan mulai berjalan pada awal Januari 2026.
“Insya Allah pada minggu pertama Januari kerja sama dengan Cilowong sudah bisa berjalan. Saat ini persiapan teknis terus dilakukan, termasuk penunjukan transporter dan pengiriman alat berat,” kata Pilar.
Untuk mendukung kerja sama antar daerah tersebut, Pemkot Tangsel menyiapkan bantuan keuangan sebesar Rp65 miliar per tahun kepada Pemerintah Kota Serang. Pilar menegaskan bahwa nota kesepahaman (MoU) telah ditandatangani tanpa seremoni.
“MoU sudah dilakukan secara desk to desk. Januari tinggal operasional, setelah transporternya siap melalui e-katalog,” ujarnya.
Selain pengiriman sampah, Pemkot Tangsel juga menyiapkan pembangunan fasilitas pengolahan sampah Material Recovery Facility (MRF) di kawasan Cipeucang. Pembangunan fasilitas tersebut diperkirakan memakan waktu enam hingga tujuh bulan.
“Targetnya awal Januari sudah mulai lelang. Insya Allah pertengahan tahun MRF sudah bisa beroperasi dengan kapasitas sampai 1.000 ton per hari,” beber Pilar.
Terkait penolakan warga di sekitar TPA Cilowong yang sempat terjadi sebelumnya, Pilar memastikan kondisi saat ini sudah kondusif setelah dilakukan dialog dan kesepakatan kompensasi.
“Alhamdulillah masyarakat Cilowong sudah menerima, karena ada komitmen kompensasi dan pembangunan infrastruktur yang memang dibutuhkan warga,” katanya.
Sementara itu, terkait warga terdampak di sekitar TPA Cipeucang, khususnya wilayah Serpong, Pilar menyebut sebagian besar tuntutan warga telah disepakati.
“Pak Wali Kota sudah menyetujui. Kompensasi dampak negatif sekarang diberikan setiap bulan, bukan setahun sekali,” pungkasnya.(Red)