PUSTAKA KOTA, Tangsel – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggalakkan program penurunan angka stunting menjadi 7 persen, setelah sebelumnya berhasil menurunkan angka stunting dari 19,9 persen menjadi 9 persen.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie saat ditemui di kantornya. Selasa, (05/12/2023).
“Pemerintah sangat serius dalam menurunkan angka stunting. Alhamdulillah kita sebelumnya 19,9 persen di 2021, lalu jadi 9 persen 2022, dan targetnya syukur tahun ini bisa 7 persen. Karena turun satu persen saja bukan hal yang sederhana,” ucapnya.
Bahkan orang nomor satu di kursi pemerintahan Tangsel ini memiliki target angka stunting hingga 0 persen, oleh karenanya penting untuk melakukan kerja keras secara kolaboratif.
“Nanti kita hitung lagi, makanya ini harus dilakukan audit dulu secara berkala,” katanya.
Penurunan dan pencegahan angka stunting menjadi komitmen Pemerintah Kota Tangsel dalam rangka mewujudkan generasi Indonesia emas di tahun 2045.
“Tangsel ini menjadi salah satu daerah yang mengalami penurunan angka stunting yang signifikan. Dan audit ini diperlukan untuk tahu penyebab stunting dari sasaran ekspose stunting, dan menghasilkan rekomendasi rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan perangkat daerah terkait,” jelasnya.
Terpisah, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Cahyadi mengatakan, bahwa audit ini dilakukan dalam rangka mencapai target yang telah dicanangkan.
Cahyadi melanjutkan, dimana ada empat tahap yang dilakukan dalam proses penurunan untuk mencapai yang ditargetkan.
“Pertama pembentukan tim audit kasus stunting. Kedua pelaksanaan audit dan manajemen pendampingan, ketiga diseminasi audit kasus stunting dan keempat evaluasi rencana tindak lanjut kasus stunting,” ungkapnya.
Untuk di tahun 2023, tambah Cahyadi, terdapat 531 sampling sasaran risiko stunting untuk diaudit. Dimana data tersebut diambil dari puskesmas berdasarkan kasus dan wilayah.
“Terdiri dari balita sebanyak 164, calon pengantin 47, batita 116 anak, ibu nifas 32 dan ibu hamil 172,” jelasnya.
Oleh karenanya audit stunting ini sangat penting dan strategis untuk dilakukan dalam penanganan stunting sebagai bagian monitoring dan evaluasi. (GUN)