PUSTAKA KOTA, Tangerang- Intelektual muda Papua berharap pemimpin daerah di Papua bisa lebih mensejahterakan masyarakat di Papua. Apalagi dengan otonomi khusus dalam tata administrasinya, Papua harus lebih sejahtera.
Rajid Patiran, Sekjen Aliansi Mahasiswa Papua menegaskan, keinginan lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah keinginan segelintir pihak, yang memiliki kepentingan pribadi.
Dia berharap, adanya dialog bersama tentang arti kemerdekaan bagi masyarakat Papua. Karena lanjutnya, Pemerintah Pusat juga telah banyak berbuat bagi kemajuan masyarakat di Papua.
Baca Juga: 10 mahasiswa Papua kembali ke Kota Studi
“Mari kita buka dialog, yang dianggap (1/12), sebagai hari kemerdekaan Papua. Saya dan teman-teman melawan arus besar, bahwa kita Papua akan tetap NKRI,” tegas dia dalam Dialog intelektual muda Papua dengan tema Papua Merdeka Indonesia Berduka, di Ciputat, Tangerang Selatan, Minggu (1/12/2019).
Dalam dialog yang dihadiri puluhan mahasiswa Papua dari UIN Ciputat, Universitas Pamulang dan sejumlah mahasiswa Papua di Jakarta ini, dia menekankan kemerdekaan Papua telah lama terjadi, hal itu dibuktikan dari adanya kebebasan berpendapat, berkumpul dan berserikat di Papua.
“Kalau Papua merdeka, sudah merdeka dari dulu dalam konteks bebas berpendapat, bebas berkumpul. Kalau tidak merdeka maka kami tidak bisa sekolah di Jawa sampai Pulau Bali,” ungkap dia.
Untuk itu, dia berharap saat ini masyarakat Papua khususnya kaum intelektual Papua, untuk bertransformasi menuju kemajuan Papua dalam kandung Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Apa yang terjadi di Papua saat ini sebenarnya sudah bagus, pembangunan di sana juga berjalan, apalagi Papua dengan otonomi khusus, anggaran yang besar. Tinggal bagaimana Pemimpin daerah di Papua bisa benar-benar mau memajukan Papua,” ucap dia. (Karenn)