PUSTAKA KOTA, Tangerang- Partai Gelora Indonesia menegaskan akan memperjuangkan partainya bisa lolos dalam ambang batas atau presidential treshold (PT), dalam pertarungan politik pada pemilihan umum 2024 mendatang. Namun pihaknya berharap PT dalam pemilu mendatang bisa 0 persen.
“Secara nasional kita targetnya lolos treshold, tapi kita akan memperjuangkan tidak ada threshold,” kata Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta dalam rapat konsolidasi pengurus partai Gelora Provinsi Banten, di kawasan Serpong, Kamis (23/12/ 2021).
Dia mengaku, dengan tidak adanya ambang batas dalam kontestasi politik 2024 mendatang, maka partisipasi masyarakat untuk bertarung di kancah politik nasional terbuka lebar.
“Karena kita ingin membuka ruang partisipasi yang lebih luas, supaya jangan ada hambatan bagi publik untuk ikut Pilpres, kenapa syaratnya dibikin susah. Bikin partai itu sudah susah, kenapa syaratnya dibikin susah lagi, yang kita maukan partisipasinya dulu, supaya masyarakat semuanya berpartisipasi dan tidak ada hambatan yang tidak perlu,” ungkapnya.
Selanjutnya Anis mengakui partainya akan membuat kajian akademik, terkait keinginan sejumlah partai untuk meniadakan ambang batas dalam pemilu 2024 nanti. “Insa allah secara resmi kita umumkan ke publik tentang agenda politik, kita munculkan akademik paper untuk mengusulkan zero threshold, baik untuk Pilpres maupun Pileg,” jelasnya.
Meski dipastikan perjuangan untuk meniadakan ambang batas dalam kontestasi politik di Pilpres dan Pileg mendatang, akan banyak ditentang oleh partai – partai besar. Sebab, kata Anis banyak tokoh politik daerah yang terganjal aturan dalam sistem ambang batas yang ditentukan untuk bisa maju dalam kancah politik nasional.
“Pemimpin daerah sekarang ada kesulitan menjadi pemimpin nasional, pernah ga anda membayangkan kepala daerah di Papua bisa mencalonkan diri jadi presiden. Kenapa orang seperti Obama kulit hitam bisa menjadi presiden di Amerika serikat, karena sistemnya memungkinkan, kenapa kita tidak membuat sistem memungkinkan. Orang orang terbaik di Indonesia ini punya peluang, biarkan mereka berkompetisi secara bebas, secara sehat. Kita tidak perlu mengendalikan proses kompetisinya, yang perlu kita kendalikan adalah ruang untuk bersaing secara sehat,” tegas Anis. (DAS)