PUSTAKA KOTA, Tangsel : Warga RT 006/002 Kampung Koceak, Kranggan, Setu kota Tangerang Selatan (Tangsel) masih dilanda krisis air bersih.
Hingga empat bulan lamanya akibat dilanda kemarau panjang, warga Kampung Koceak terpaksa untuk minum dan mandi, Cuci dan Buang Air Besar menggunakan air kali Cisalak.
Salah satu warga Koceak, Imik (54) yang ditemui tengah mencuci pakaiannya di kobangan kali Cisalak mengaku, sumur yang satu satunya sebagai sumber air miliknya di rumah sudah tidak lagi mampu mengeluarkan air. Bahkan sudah dua kali digali untuk menambah kedalaman sampai 15 meter, air tidak kunjung keluar.
“Bukannya ada air, malah dasar sumur saya tanahnya sudah kering dan retak retak,” keluhnya.
Saat disinggung menggunakan air kali yang keruh dan menghasilkan bau tidak sedap, Imik mengatakan sudah tidak ada lagi pilihan dan penyelesaian. Sebabnya, bukan hanya dirinya yang mengalami kekeringan, namun hampir seluruhnya rata Kampung Koceak mengalami krisis air bersih.
“Mau minta air bersih tetangga juga ga ada, sama sama kekeringan. Mau beli air bersih, uang dapur pas pasan,” keluhnya sambil mengusap keringat yang keluar dari lehernya.
Ditemui di lokasi yang sama, Aliyah (47) mengaku, pemerintah Tangsel pernah memberikan bantuan air bersih selama dua kali dalam seminggu. Namun sebulan belakangan ini, bantuan air bersih sudah tidak lagi diberikan ke Kampung Koceak.
“Iya dulu mah dibantu air bersih sama Pemerintah dua galon selama dua sampai tiga kali dalam seminggu, sekarang sudah tidak lagi,” bebernya.
Aliyah berharap, Pemerintah Tangsel kembali memberikan air bersih kepada warga Kampung Koceak dan memberikan solusi agar ke depannya Kampung Koceak tidak lagi mengalami kekeringan saat kemarau tiba. “Semoga Pemerintah Tangsel denger yah, tolong dah kami minta air bersih,” demikian Aliyah. (Gun)