PUSTAKA KOTA, Jakarta, – Literasi digital dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam segala aspek bidang yang dapat menolong serta memajukan ekonomi masyarakat.
Literasi digital berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang bisa menggunakan internet secara prudiktivitas dan inovasi terutama disektor ekomoni digital.
Anggota Komisi I DPR RI, Ir. Alimin Abdullah menuturkan, sektor ekonomi digital berpotensi besar menjadi faktor pendorong ekonomi utama untuk Indonesia di masa pandemi.
Ekonomi digital mampu membuat perubahan pada kegiatan ekonomi masyarakat dan bisnis, dari yang awalnya manual menjadi serba otomatis.
Sehingga, setiap kegiatan sehari-hari dan bisnis bisa dilakukan dengan mudah dan juga cepat.
“Kita tentu bahwa sebelum adanya ekonomi digital, diperlukan biaya dan juga waktu yang lebih banyak untuk isa membangun toko fisik. Tapi sekarang, bisnis-bisnis mulai dijalankan dengan lapak marketplace gratis atau dengan membuka website toko online saja,” ujar Alimin dalam Webinar bertajuk “Ngobrol Bareng Legislator : Literasi Digital sebagai Penguatan Ekonomi Masyarakat”, Rabu (6/6/2022).
Menurut Alimin, hal itu sama dengan proses pembayaran yang ada di dalamnya yang turut mengalami perubahan. Apabila sebelumnya pembayaran harus dilakukan dengan uang tunai di toko fisik, maka saat ini telah menggunakan e-wallet.
“Sehingga mempermudah siapa saja dalam melakukan pembayaran online, kapan pun dan dimanapun pelanggan inginkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Yusran Isnaini, selaku praktisi literasi digital menyatakan bahwa daya saing digital di Indonesia masih rendah. Salah satunya disebabkan oleh rendahnya literasi digital.
Kondisi tersebut juga membuat Indonesia rentan terhadap ancaman penyebaran hoaks, ujaran kebencian, radikalisme, pornografi yang tersebar di dunia maya, cyber bullying dan lain-lain.
“Kurangnya literasi digital menjadikan Internet masih dianggap sebagai sekadar sarana komunikasi. Pemanfaatan yang dominan adalah untuk media sosial (87%), hiburan (62%), dan berita atau informasi (70%). Internet belum digunakan sebagai sarana untuk memperluas kesempatan dan meningkatkan ekonomi warga, misalnya memperluas peluang usaha,” papar Yusran.
Menurut Yusran, literasi digital diperlukan agar ketersediaan internet dapat dimanfaatkan oleh semua warga untuk mengakses peluang ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat.
Meski jaringan internet telah tersedia, disadari Yusran bahwa belum ada yamg memberikan kesempatan kepada semua pihak.
“Penguatan literasi digital ini menjadi sangat penting, karena berbanding lurus dengan pemanfaatannya. Terlebih Berdasarkan laporan We Are Social berjudul Digital 2021, jumlah pengguna internet di Indonesia meningkat dari hanya 72,7 juta orang pada 2015 menjadi menjadi 202,6 juta orang 2021. Sedang diketahui menurut data Kemendagri tanggal 30 Desember 2022, jumlah penduduk Indonesia adalah 273.879.750 jiwa,” kata Yusran.
Oleh karenanya, Dirjen Aptika Kemenkominfo, Samuel Abrijani Pangerapan, B.Sc menyatakan bahwa Kementerian Kominfo hadir untuk menjadi garda terdepan dalam memimpin upaya percepatan transformasi digital Indonesia.
Dalam hal ini, Kemenkominfo memiliki peran sebagai regulator, fasilitator, dan ekselerator di bidang digital Indonesia.
“Berbagai pelatihan literasi digital yang kami berikan berbasis empat pilar utama, yaitu kecakapan digital, budaya digital, etika digital, dan pemahaman digital. Hingga tahun 2021 tahun program literasi digital ini telah berhasil menjangkau lebih dari 12 juta masyarakat Indonesia,” pungkasnya.