Bahkan, Ben, sapaan akrab Benyamin Davnie ini dinilai bukan figur yang menjadi ancaman serius ataupun figur yang unggul bagi para pendatang baru, politikus ataupun mantan birokrat dalam kontestasi Pilkada Tangsel mendatang, karena elektabilitasnya pun masih dinilai rendah.
Hal itu disampaikan oleh pengamat politik dari UIN, Zaki Mubarrok saat dihubungi melalui telepon genggamnya. Zaki mengatakan, selama dua periode Ben mendampingi Airin, terkesan tidak pernah dilibatkan dalam pengambilan kebijakan kebijakan strategis dalam urusan roda pemerintahan.
“Bisa jadi pada pilkada Tangsel mendatang, publik akan mencari figur baru, tidak melirik kepada figur lama,” kata Zaki. Baca Juga : Pemkot Tangsel Bakal Luncurkan Aplikasi Transaksi Berbasis Online
Zaki melanjutkan, guna menggenjot popularitas dan elektabilitasnya, perlu upaya lebih kerja keras lagi, salah satunya adalah media yang memiliki peran penting. Sejauh ini menurutnya, nama Ben yang dianggap penguasa lama telah tenggelam dengan figur figur baru yang muncul dalam kontestasi Pilkada Tangsel saat ini.
Zaki mencontohkan, sementara ini muncul figur Siti Nur Azizah yang merupakan anak kandung dari Wakil Presiden terpilih, Maaruf Amin dan Nur Asia Uno istri dari Sandiaga Uno.
“Belum lagi tokoh tokoh nasional lainnya yang saat ini masih menyusun strategi dan memiliki power kuat dalam akses ke pimpinan partai,” tambah Zaki.
Saat disinggung soal hasil polling dari Lembaga Swadaya Masyarakat Jaringan Informasi Kinerja ASN selama dua kali polling dalam waktu dua bulan, dimana hasil polling sementara di posisi lima besar, mantan Sekda Tangsel, Dudung E. Diredja mendapatkan hasil suara sebanyak 40%, posisi kedua oleh aktivis muda Suhendar yang memperoleh suara sebanyak 25,6%. Kemudian disusul oleh Aldrin, adik kandung walikota Airin yang memperoleh suara sebanyak 16,2%, ke empat diisi oleh Lurah Cipayung, Tommy Patria Edwardy sebanyak 2,7%, dan kelima diisi oleh wakil walikota Tangsel, Benyamin yang hanya mendapatkan suara sebanyak 1,6% dari jumlah ribuan partisipasi pemilih.
Atas dasar polling tersebut, Zaki mengatakan, Sekda memang kekuasaannya cukup besar, dan mampu mengkoordinasi dinas dinas daerah serta aktif berkomunikasi langsung dengan perangkat daerah.
“Atas dasar itu Dudung memiliki elektabilitasnya lebih tinggi, dan mungkin Dudung lebih aktif membangun networking ke kelompok kelompok strategis masyarakat selama jabat sebagai Sekda,” tutup Zaki. (Kahfi)