PUSTAKA KOTA, Tangsel – Putra sulung Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Banten, yakni Pilar Saga Ichsan digadang gadang turut meramaikan bursa dalam pencalonan Pilkada Tangsel melalui partai Golkar.
Menyikapi hal itu, pengamat menilai, jejak rekam Pilar Saga saat ini dinilai masih premature dalam dunia politik.
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Andy Syafrani saat dikonfirmasi melalui telepon genggamnya mengatakan, melihat gebrakan Pilar Saga yang dimunculkan untuk bertarung merebut kursi kepemimpinan di kota otonom termuda di Banten ini merupakan adanya kepanikan dari tubuh Golkar. Jika dalam istilah transfer sepak bola yakni sedang melakukan ‘punic buying’.
“Mirip begitu. Karena ada kesan yang penting masih ada keluarga besar yang dijadikan sebagai calon,” ujar Andy, Jumat (31/1/2020).
Andy mengatakan, taktik partai berlambang pohon beringin ini dengan mengusung Pilar Saga merupakan atribut yang kurang menguntungkan bagi Golkar Tangsel, apalagi Golkar di Tangsel menjadi partai pemenang Pemilu 2019.
Andy mencontohkan, kerugian yang bakalan dialami Golkar, figur Pilar belum dikenal banyak oleh masyarakat Tangsel. Popularitasnya rendah apalagi elektabilitasnya.
“Banyak warga yang belum kenal sosok Pilar kecuali hanya sebatas keluarga besar Atut, yakni anaknya Bupati Tatu dan Dinasti Atut. Ini atribut yang kurang menguntungkan,” terangnya.
Andy mengatakan, Golkar sebagai partai politik tunggal yang memegang kursi terbanyak yakni 10 kursi di DPRD Tangsel dan mempunyai keunggulan, seharusnya dapat mengusung pilihan terbaiknya di Pilkada Tangsel. Menurutnya, dari keunggulan tersebut, Golkar bisa mengusung calon terbaik yang sudah dipercaya dan dikenal oleh masyarakat Tangsel. (Gun)