PUSTAKA KOTA, Tangsel – Korps Kepolisian Perairan dan udara ( Korpolairud) Baharkam Polri hingga di penghujung tahun 2019 berhasil mengungkap 442 tingkat kejahatan di sektor kelautan.
Dominan tingkat kejahatan terjadi di wilayah perbatasan laut dengan negara tetangga.
Kepala Korpolairud, Inspektur Jendral polisi Lotharia Latif saat meriilis hasil pengungkapan kasus kejahatan di landasan udara Pondok Cabe, Pamulang, kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengungkapkan, ada empat jenis kejahatan yang telah diungkap hingga Desember 2019. Empat jenis kejahatan itu meliputi tingkat kejahatan konvensional, kekayaan negara, antar negara dan kecelakaan laut.
“Hingga penghujung 2019 ini kami (Korpolairud) berhasil mengungkap sebanyak 442 tingkat kejahatan,” terangnya kepada wartawan, Selasa (3/12).
Latif merincikan, dari 442 tingkat kejahatan yang berhasil diungkap, yakni 215 kejahatan konvensional, 99 kekayaan negara, 79 antar negara dan 49 kecelakaan laut.
“Tingkat kejahatan yang dominan kami tangani adalah kasus perikanan dan nelayan yang mencari ikan dengan menggunakan bahan peledak.
“Nelayan yang mengebom ikan di laut yang sering kami amankan,” sambungnya.
Tingkat kejahatan di sektor laut, kata Latif, kerap ditemui di wilayah perbatasan laut dengan negara tetangga, seperti di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat dan Utara dan Manado. Dimana kata dia, penyelundupan baby lobster, cumi kering dan kepiting telur kerap ditemukan.
Pengungkapan kejahatan di sektor laut, selain dari Korpolairud, Latif mengatakan juga berkat dibantu oleh tingkat Polda setempat dan kementrian kelautan dan perikanan serta dari Marinir.
“Tentu berkat kerjasama yang baik, tingkat kejahatan maritim berhasil kami ungkap,” bilang Latif. (Gun)