PUSTAKA KOTA, Tangsel – Adu gagasan membangun Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dalam menarik simpati masyarakat dalam kontestasi Pilkada kian memanas.
Para calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota pada Pilkada 9 Desember 2020 mendatang mulai tebar pesona dengan gagasan mengumbar visi dan misinya, dimana pemaparan visi misi dari pasangan calon (Paslon) nomor urut 01 Muhamad-Rahayu Saraswati, Paslon nomor urut 02 Siti Nur Azizah-Ruhamaben dan Paslon nomor urut 3 Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan tersebut terlihat saat organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tangsel dan Serikat media Siber Indonesia atau SMSI, yang digelar Rabu (14/10/2020) kemarin di sebuah hotel kawasan Bintaro, Pondok Aren, Tangsel.
Adu gagasan ini menjadi perhatian dari Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul yang menjadi salah satu panelis dalam pemaparan visi misi tersebut. Diakui Adib, bahwa ada yang fundamental menjadi perhatiannya saat menyimak bagaimana para Paslon menyampaikan pendapatnya.
“Menarik dicermati bagaimana para penantang dari pasangan petahana yakni Benyamin Pilar, mengurai arah pembangunan mendatang, mengingat Tangsel yang kini berkembang sebagai wilayah penyangga DKI Jakarta dan masyarakat urban hidup di dalamnya,” terang Adib saat dikonfirmasi, Kamis (15/10/2020).
Dikatakan Adib, ketika kita masih didengarkan adanya gaya politik primordial kedaerahan yang disampaikan oleh Muhamad menjadi salah satu hal yang menarik, karena kita saat ini dihadapkan dalam kemajuan pesat pembangunan dan gaya masyarakat urban.
“Ada aneksasi politik yang menurut saya cenderung mundur disampaikan oleh sang mantan sekda tersebut. Ketika kita membicarakan bagaimana Tangsel dalam konteks smart city yang penuh peradaban teknologi, namun kita mendapat sajian hal yang diluar dugaan,” paparnya.
Namun demikian Paslon Muhammad dan Saras juga memiliki konsep bagaimana membangun tangsel yang berbasis gender dan lahirnya subsidi bagi masyarakat kurang mampu.
“Meski uraiannya susah dicerna, namun kita apresiasi bagaimana pasangan ini akan membangun Tangsel ke depan,” jelasnya.
Sedangkan penantang berikutnya datang dari anak Wapres Siti Nur Azizah. Diakuinya pula memiliki bahan presentasi yang sedikit lebih baik bila dibandingkan penantang sebelumnya, dimana Azizah mengurai adanya ketimpangan antara kehidupan perkampungan dan perkotaan.
“Nah ini nyata, salah satu yang nyata dalam masyarakat urban pada umumnya tak terkecuali Tangsel. Tapi semua ini butuh solusi nyata, bukan dihayalkan penyelesaiannya, bahwa mensinkronkan kemajuan di bagian tertentu dengan wilayah bagian lainnya bukan hanya di power point semata, karena uraian ini juga tidak detil,” tegas Adib.
Adib mengakui adanya pola pemberian intensif untuk RT dan dana pembangunan 100 juta untuk RW serta majlis taklim butuh kemampuan manajerial yang kuat.
“Uang tunai untuk RT sangat menarik karena ini bisa menjadi asupan marketing politik. Tapi ingat, kalau dana pembangunan tingkat RW sangat memungkinkan terjadi tumpang tindih kewenangan dengan kelurahan dan kecamatan, pengertiannya banyak leading sektor yang berbeda,” paparnya.
Sedangkan petahana diakui Adib, suka atau tidak suka, sangat jelas bagaimana pasangan ini akan melanjutkan pembangunan sisa peninggalan Wali Kota sebelumnya. Dalam pengertian pula, sedikit terdapat visi misi baru dari penantang.
“Suka atau tidak suka, ini yang susah terbantahkan karena pasangan Benyamin Pilar adalah petahana, jadi konsep bagaimana Tangsel ke depan hanya akan memprioritaskan arah pembangunan berkelanjutan, yang tidak perlu harus dijelaskan lagi, karena dia masih berkuasa,” terang Adib.
Maka itu tambah Adib, butuh visi misi dan formula extraordinary serta kerja keras untuk mengalahkan petahana, yang tak sampai dua bulan mempunyai waktu untuk meyakinkan pemilih di Tangsel untuk menjatuhkan pilihannya.
Diketahui, dalam pemaparan visi misi ini, dihadirkan pula panelis yang berasal dari tokoh pers nasional, Hendry CH Bangun, dan Dosen Fisip UIN Syarif Hidayatullah, Saifuddin Asrori. (CCP)